roket hijau rp. 125.000

roket  hijau rp. 125.000
roket untuk pemula rp. 125.000

Minggu, 04 Juli 2010

Rokok Elektronik tanpa Nikotin

Rokok Elektronik tanpa Nikotin

ROKOK elektronik telah menjadi perbincangan populer akhir-akhir ini. Rokok elektronik atau disebut juga electronic cigarette (e-cigarette) berbentuk dan memiliki rasa laiknya rokok biasa, tapi dianggap sebagai satu cara merokok paling sehat.

Peralatan merokok elektronik berteknologi tinggi ini memberi kandungan nikotin kepada konsumennya. Namun bedanya, tak ada satu pun bahan kimia dan tar yang diberikan secara langsung seperti pada rokok konvensional. Di tengah skeptisisme yang terjadi, terdapat penelitian di Amerika Utara terhadap 40 perokok dari usia 25 hingga 65 tahun yang pernah mencoba setidaknya satu produk terapi rokok sebelumnya, untuk meneliti efek rokok elektronik dalam menghentikan kebiasaan merokoknya.

Penelitian ini meneliti dan mengukur berbagai klaim, mitos, hingga fakta tentang rokok elektronik. Tiap-tiap partisipan diberi sebuah rokok elektronik, dan kebiasaan merokok mereka akan diteliti selama 30 hari. Mereka diberi 20 kapsul yang mengandung 16 miligram niko-tin serta 50 miligram kapsul tanpa nikotin bersama rokok elektronik mereka. Untuk men-dokumentasikan hasilnya, para partisipan melaporkan analisis harian mereka.

Semua produk rokok elektronik yang digunakan merupakan sumbangan dari perusahaan e-cigaretle terkemuka, Smoking Stick. Wadahnya yang mirip kotak rokok konvensional milik Smoking Stick dan juga cliarger yang terintegrasi di dalamnya dianggap sebagai desain e-cigarette paling praktis.

Hanya empat minggu

Di awal penelitian, semua partisipan menggunakan kapsul nikotin dari Smoking Stick sebanyak satu tabung yang terisi penuh (16 mg). Jumlah ini kira-kira setara dengan satu pak rokok tradisional. Dalam kurun waktu tujuh hari pertama, sebanyak 87% partisipan melaporkan energi mereka meningkat dan ada perasaan yang lebih sehat. Namun, lima dari 40 partisipan memilih untuk berhenti menggunakan rokok elektronik setelah minggu pertama penggunaan.

Dari 35 orang partisipan tersisa, 72% di antaranya tetap melanjutkan pemakaian nikokan nikotin setengah tabung, sedangkan 51% partisipan lebih memilih tabung bebas nikotin untuk digunakan dalam rokok elektroniknya. Studi statistik penelitian ini juga menyebutkan bahwa 29 dari 40 orang yang menjadi relawan telah behenti merokok setelah 30 hari. Seluruh partisipan yang berhasil bertahan hingga minggu keempat (87! i dari total keseluruhan) bahkan melaporkan mereka mampu menghemat pengeluaran lebih dari US$150 dalam jangka waktu 30 hari.

Hasil penelitian ini boleh jadi mengubah kebijakan pemerintah Australia tentang rokok elektronik. Hingga bulan April lalu, di Australia dan Selandia Baru, rokok elektronik dengan tabung nikotin belum tersedia dan penjualannya ilegal. Di Selandia baru.

Kementerian Kesehatan meminta agar rokok elektronik yang memberikan tabung nikotin di dalamnya diklasifikasikan dalam Undang-Undang Obat. (VOf ficialwire/ News-medical/M-6)tin sebanyak satu tabung penuh (16 mg) pada minggu kedua. Sementara 28% lainnya mulai mengurangi kadar nikotin hingga menjadi setengah tabung. Peneliti menyebutkan, mulai ada tanda-tanda penurunan tajam dalam hal kecanduan nikotin.

Memasuki minggu ketiga, jumlah partisipan yang menggunakan kadar nikotin 16 mg per hari turun menjadi 51% saja. Partisipan yang menggunakan peluru Smoking Stick sebanyak setengah tabung malah mengalami peningkatan di angka 31% dari 35 orang yang tersisa. Di minggu ketiga, hampir 30% atau sekitar 12 partisipan mengaku memiliki gaya hidup lebih sehat dengan melakukan olahraga dan diet.

Para peneliti mengaku cukup terkejut dengan pencapaian di minggu terakhir. Pada minggu keempat, hanya 12% atau sekitar lima orang saja yang menggunakan Smoking Stick dengan tabung berisi nikotin 16 mg. Sebanyak 37% partisipan yang melanjutkan pemakaian rokok elektronik mereka menggunakan nikotin.



sumber: http://bataviase.co.id/node/234622

Tidak ada komentar:

Posting Komentar